Selasa, 28 Juli 2009

Dibalik Semangkuk Tahu Genjrot...

waktu itu sedang jeda mengajar di kurnia musik.saat menghirup udara segar di depan tempat kursus, lewatlah seorang bapak-bapak dengan pikulannya. usut punya usut, bapak itu ternyata penjual tahu genjrot.perut lapar, udara dingin karena hujan ditambah jeda waktu yang cukup panjang membuat insting kuliner saya langsung "mbrojol" keluar.

sigap saya panggil sang bapak dengan lengkingan suara sopran saya yang cukup merdu dan disambut dengan langkah gemulai si bapak yang kesenengan karena mendapat pembeli.setelah berhenti dan mengambil tempat yang nyaman,dengan sigap, dikeluarkannya sebuah mangkuk tanah, bisa juga disebut sejenis cobek kecil.kemudian lima butir cabe (saya pesan ekstra pedas), bawang merah dan sedikit terasi diuleg diatas cobek.setelah cukup hancur, tiga potong tahu goreng dipenyet-penyet diatas bumbu lalu disiram kuah gula. air liur saya sudah meleleh hehehe

setelah jadi kemudian diangsurkanlah makanan yang mulai langka itu ke tangan saya yang langsung saya terima dengan sigap pula. dengan mencoba duduk seanggun mungkin di teras saya mulai menikmati potong demi potong tahu yang mulai terasa aduhai pedasnya sejak suapan ketiga.

sekejab kemudian, wajah saya sudah berleleran dengan keringat dan mulut mendesiskan simphoni kepedasan.namun nikmat luar biasa. andai tak mengenal kata malu, saya pasti sudah menambah barang satu atau dua porsi lagi.ternyata malu saya masih mengalahkan ego lidah saya.

setelah menukar secobek tahu genjrot dengan beberapa lembar ribuan,saya melangkah masuk kembali ke ruangan kursus dengan gelora baru.dunia yang tadi begitu dingin dan sepi berubah menjadi ramai, hangat dan penuh semangat.entah karena pengaruh lima butir cabai atau apa.saya tidak tahu.yang jelas, secobek tahu genjrot tadi menjadi akord 9 ditangah progresi akord V dan akord I.

sementara diluar sana, si bapak tahu genjrot telah melenggang menapaki meter demi meter jalan tanpa saya tahu apakah besok dia akan lewat atau tidak di depan tempat saya mengajar.saya sendiri taadi lupa minta nomor handphone si bapak, atau sekedar janjian agar besok dia lewat lagi....

entahlah.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar